Tuesday 18 September 2012

4 Spesies Kelelawar Baru


Kelelawar tapal kuda Smithers.
Kelelawar tapal kuda Smithers. (sumber: PLoS ONE)
Keempat spesies yang masuk dalam keluarga kelelawar tapal kuda itu ditemukan di Afrika.

Para peneliti telah mengidentifikasi empat spesies baru kelelawar tapal kuda berukuran besar dengan bentuk hidung yang aneh di Afrika Timur.

Mereka berpikir empat spesies yang masuk dalam keluarga kelelawar tapal kuda dengan nama latin Hildebrandt(Rhinolophus hildebrandtii) ini, kali pertama dijelaskan pada tahun 1878. 

Namun laporan dari frekuensi yang berbeda echolocation tercatat di antara kelelawar-kelelawar tersebut mungkin mengalami perpecahan dalam spesies. 

Tim peneliti yang dipimpin oleh Peter J. Taylor, dari University of Venda, Afrika Selatan, menemukan bahwa R. hildebrandtii memang termasuk empat spesies dengan sedikit perbedaan dalam sonar panggilan, bentuk tengkorak dan DNA-nya. 

Spesies Cryptic, lanjut dia, sering tidak dapat dibedakan dengan ciri fisik mereka, menempatkan beban penelitian genetika untuk mengidentifikasi makhluk baru tersebut.

Keluarga kelelawar tapal kuda ditandai dengan rumitnya bentuk flaps (sirip sayap) mereka yang disebutnoseleaves di sekitar lubang hidung mereka. Sementara kebanyakan kelelawar memancarkan sonar dari mulutnya, namun kelelawar tapal kuda mengirimkan sinyal echolocation dari hidungnya. 

Penelitian sebelumnya menunjukkan, bahwa alur yang dibuat oleh noseleaves kelelawar tapal kuda 'membantu memfokuskan panggilan sonar mereka.

Spesies baru yang diidentifikasi, kata para peneliti, adalah kelelawar tapal kuda Cohen (Rhinolophus cohenae), ditemukan di Provinsi Mpumalanga Afrika Selatan. Kelelawar tapal kuda Gunung Mabu (Rhinolophus mabuensis), dari wilayah pegunungan utara Mozambik. Kelelawar tapal kuda Smithers(Rhinolophus smithersi), ditemukan di savana hutan dari Limpopo dan Zambezi lembah. Dan kelelawar tapal kuda Mozambik (Rhinolophus mossambicus), yang mungkin hidup di seluruh wilayah savana dari Zimbabwe dan Mozambik.

Keempat kelelawar baru tersebut telah diterbitkan pada Rabu, 12 September, di jurnal PLoS ONE. (beritasatu.com)

Baca Juga Yang Ini Sob:

Artikel Terkait

Komentar Facebook
0 Komentar Blogger

0 comments: