Sebuah sumber listrik memiliki kutub positif dan kutub
negatif, apabila pada kutub positif dan kutub negatif tersebut dipasang saluran
penghubung maka akan terjadi perpindahan elektron dari kutub negatif ke kutub
positif. Perpindahan ini dalam upaya mencari keseimbangan jumlah proton dan
elektron dalam setiap atomnya.
Sebuah penghantar listrik dalam kondisi normal, jumlah
elektron dan proton pada setiap atomnya dikatakan setimbang. Tetapi setelah
penghantar tersebut disambung dengan kutub positif dan kutub negatif dari
sumber listrik, maka elektron akan mendesak elektron-elektron pada penghantar
dan terjadilah perpindahan elektron pada penghantar. Perpindahan elektron pada
penghantar ini disebut arus elektron. Pada pembahasan teori listrik tidak
mempermasalahkan lebih jauh tentang arus elektron, yang lebih penting adalah
memahami arus listrik.
Arus listrik berlawanan dengan arah arus elektron. Jika arus
elekton dari kutup negatif ke kutub positif maka arus listrik dari titik yang
bermuatan positif menuju ke titik negatif. Karna yang bergerak adalah elektron
sedangkan protonnya trtap. Ternyata dari setiap bahan masing-masing mempunyai
kandungan elektron yan tidak sama, antara bahan satu dengan bahan lainnya. Olehkarena
itu akan dapat diketahui sifat bahan itu sendiri yang berkaitan dengan jumlah
elektron
Jika suatu bahan mempunyai jumlah elektron yang banyak dari
setiap atomnya maka bahan tersebut bersifat sebagai penghantar. Tapi jika suatu
bahan jumlah elektronnya sangat sedikit, bahan tersebut bersifat sebagai bahan
penyekat.
Satuan dari arus listrik adalah Ampere (A), yang diambil dari
nama Andre Marie Ampere (1775-1836) yang menyatakan besar satu ampere adalah
jumlah muatan listrik sebesar 6,24 x 1018 elektron, mengalir pada
suatu titik tertentu dalam waktu satu detik.
Jadi dapat disimpulkan :
6,24 x 1018
Elektron = 1 coulomb
1 ampere =
1coulomb/detik