Jatuhnya pertumbahan darah para pemuda di tanah Indonesia
dengan segenggam rasa ingin melawan kesewenangan penguasa. Akhir orde baru
ditandai dengan terhembusnya nyawa belaan pemuda demi reformasi Indonesia.
Entah siapa yang inginkan darah mengalir deras membasahi
setiap jengkal tanah nusantara, dentum peluru menembus raga-raga yang tak siap
mati!
Entah siapa yang membunuh para pemuda dengan kepalan tangan
mengacung kelangit hitam saat itu!
Mega Kelam Reformasi inginkanmu pergi ke kehidupan yang
abadi sobet. Para saksi hidup tumpahnya emosi dan amarah tak tau siapa mereka.
Hanya serangkaian bunga dan ucapan duka cita ternampang disetiap jalan
kediamanmu sobat. Maafkan kami yang tak bisa mengajakmu dan menyampaikan ia
telah turun dan Indonesia telah melalui kegentingan akhir masa orde baru.
Tak segan kami berkabuh diatas tanah ini menunduk menghadap
Sang Pencipta untuk mendo’akan dirimu abadi di surgaNya.
Mega Kelam Reformasi menembus raga belasan pemuda yang inginkan
keadilan, ketika orang-orang terdiam termenung terbayang laras-laras panjang
siap terkokang untuk dentumkan timah-timah panas neraka jahanam. Menembus raga
yang inginkan keadilan.
Andaikan kau hidup disini bersama ribuan kiwa para pemuda
yang menanti dirimu tersenyum bangga, walau tersirat luka di ragamu. Tuhan yang
mengatur semuanya, kita tak bisa berbuat apa-apa. Hanya ini sobat yang dapat
kami berikan. Ribuan, jutaan, bahkan tak terbatasnya Do’a kami panjatkan ke
Hadirat Tuahn Yang Maha Esa untuk mengenangmu, untuk memberikanmu jalan yang
lurus dalam menghadapNya.
Mega Kelam Reformasi akan menjadi cerita abadi sejarah
Indonesia bersama namamu dan perjuanganmu, begitupula perjuangan kawan-kawanmu
demi Indonesia!