Monday, 16 July 2012

Inspirasi Kenangan Kecilku


Yang terkenang saat tangis mengisi selung pipi, terlihat masa kecil yang penuh dengan kekacauan batin, saat api padam, air mengering, angin terdiam dan matahari seakan redup dalam kehampaan.
Hanya untaian bunga layu menghiasi jalan setapak dengan alas tanah merah menganga kering, isyaratkan akan kehausan akan semua hal tentang kehidupan.. memang masa kecil adalah gambaran kita di masa depan, berikut sekilas cerita kecil ini..


Semarang menjadi tempatku menitih asa kehidupan, entah berapa banyak air mata, senyuman, canda, dan tawa yang aku alami di sini, akupun menyadari hingga kini semua yang aku dapatkan, semua yang aku raih berawal dari tangisan pertamaku. Lahir dengan ketidak sempurnaan membuatku tegar dan ingin mempelajari hidup ini dengan hati bukan emosi. Bukan pula ketidaksempurnaan fisik yang aku alami tapi ketidaksempurnaan batin akan orang-orang yang memandangku sebelah mata. Terkenang saat-saat aku mulai menapakkan kaki kebumi dengan seluruh raga menghempas pelan, sedikit demi sedikit kaki ini melangkah, mengayun pelan, diiringi dengan senyuman keluarga besarku.
Sobat pembaca semua, ada beberapa hal yang ditanamkan dalam jiwa kanak – kanakku yang hingga saat ini selalu menjadi pegangan dalam kehidupan ini..

“Semua orang memiliki jalan hidupnya! Dan engkaupun demikian, tapi dengan apa kau meraihnya? Setetes keringat bagai debu kehidupan yang hanya akan menodai perjuangan, jangan bangga dengan itu!”

ini yang diucapkan seseorang yang entah aku tak tau siapa dia saat aku berjalan pulang dimasa TK dulu, hingga saat ini kata-kata itu membuatku mengerti akan arti perjuangan untuk menempuh kehidupan, dulu aku tak paham apa maksud kata setetes keringat bagai debu kehidupan yang akan menodai perjuangan, maklum masih terlalu kecil saat itu untuk menafsirkan kata-kata tersebut. Aku baru mulai mengerti saat SD mulai mengenal puisi, dari sana dapat aku pahami bahwa bila orang berkata “Kita Harus Berjuang!” sebenarnya itu salah sobat, karna mengangkat kerikilpun kita dapat mengatakan itu suatu bentuk perjuangan, tapi itu sia sia karna tak akan berarti dan hanya menjadi hal biasa. Yang perlu kita lakukan adalah melakukan sesuatu yang lebih, yang terpenting bukan dilebih lebihkan dan ingatkah bahwa kita butuh ribuan keringat mengucur dan do’a untuk meraih mimpi kita, dan yang sebenarnya harus kita ucapkan adalah “Kita Harus Berjuang Lebih Keras!”.

Memang semua seakan tak berarti sobat tanpa do’a, mengarungi dengan perjuangan, harapan dan do’a adalah hal yang menjadi patokan untuk meraih mimpiku, keluargaku yang keras menanamkan jiwa pantang menyerah, sempat aku alami kecelakaan hingga kaki kanan ini tak lagi bisa digunakan sebagaimana mestinya, cukup lama beberapa bulan. Kejadian saat masa TK kecil itu tak membuatku untuk libur dari sekolah, yang mungkin orang tua lain akan berfikir biarkan aku duduk manis dirumah menikmati tontonan televisi menunggu kaki ini sembuh, tetapi itu tidak terjadi. Hanya dengan 2 hari istirahat akupun harus kembali melangkahkan kaki ke sekolah dengan tongkat di tangan kananku untuk menopang berat badanku yang tergolong berat saat itu. Cukup lucu juga membayangkan masa kecilku saat itu walaupun keras, penuh kenangan yang menginspirasi hidup ini. Bahkan akupun sempat dimarahi oleh guru TK. Coba sobat bayangkan saat anda ingin menuntut ilmu tapi dilarang hanya karna alasan “Kasihan masih sakit”, ahh cueekkk! Aku sempat menangis saat itu, hingga akhirnya guruku mempersilahkan aku masuk dan mengikuti pelajaran, walaupun sebenarnya hanya bernyanyi dan menggambar.

“Nak urip iku yo ngene iki, sak atose watu tetep ono lowonge.”Kalau hidup ya memang seperti ini, sekeras-kerasnya batu pasti ada selanya

Ini sobat yang membuatku tegar dan pantang menyerah, aku yakin pasti akan menemukan  “Sela” itu kelak. Dan bagiku kehilangkan sedetik kesempatan untuk menuntut ilmu adalah hal yang sangat merugikan, dan itupun aku jalani hingga saat ini.

Bosankah sobat pembaca? Hehe.. memang pengalaman hidup orang lain menjadi membosankan disaat kita tak ikut berada didalamnya.. tapi jadikan itu pelajaran hidup yang berharga.

Sejujurnya aku tak mengerti mengapa orang lain menganggap tulisanku yang termuat di blog ini terkesan kritikus, bahkan teman banyak yang menyebut “nih calon kritikus”, sejujurnya hanya ingin mengungkapkan apa yang aku dan mereka rasakan sobat. Sosok ayahku yang menjadi panutan di bidang ini.. beliau menanamkan bahwa “perjuangkanlah suara rakyat indonesia, kelak engkau akan menjadi orang yang besar dan ingatlah dirimu sekarang dan jangan lupakan.” Kalimat yang hampir mirip dengan itu selalu beliau ucapkan setiap kami melalui waktu dengan menyanyikan lagu-lagu iwan fals, yang terkenang adalah lagu “yang terlupakan”, “Nak”, “Ibu”.. tiga lagu pengiring masa kecil yang menurutku membuatku dapat meresapi setiap lirik-lirik didalamnya, dan tak aku pungkiri bahwa lirik dari lagu iwan fals merubah cara pandangku untuk melihat dunia dan menafsirkan keadaan.

Salam kenal buat pembaca dan sobat semua, semoga dapat memberikan gambaran kehidupan..
Tak lupa alunan setiap malam yang menemani setiap malamku dulu..

“ibadahmu, imanmu, takwamu, ilmumu kuatkanlah, dan berdoalah untuk meraih mimpimu nak!”




Oia sobat, artikel ini saya buat salah satunya untuk kalian dan ikutan giveaway-nya  Tjatatan Ketjil Emak Gaoel dari mak @windakrisnadefa untuk hadiahnya yang pertama persahabatan aja mak :) dan novelnya Endah Raharjo berjudul Senja Di Chao Phraya, atau pasang Banner blog ini di blog emak selamanya juga gapapa hehe

Baca Juga Yang Ini Sob:

Artikel Terkait

Komentar Facebook
2 Komentar Blogger

2 comments:

Masterchipset said...

Visit it.

Masterfile7 said...

Visit it.
http://masterfile7.blogspot.com/